Tidak Dengar Kata Suami, Tasminah Ikut Tenggelam Kapal Malaysia

Kamis, 28 Januari 2016 - 22:48 WIB
Tidak Dengar Kata Suami, Tasminah Ikut Tenggelam Kapal Malaysia
Tidak Dengar Kata Suami, Tasminah Ikut Tenggelam Kapal Malaysia
A A A
BATANG - Salah seorang warga Dukuh Sikemiri, RT1/1, Desa Wonobodro, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, menjadi korban kapal tenggelam di Kalise, Sungai Tengah, Bandar Penawar, Kota Tinggi, Johor Malaysia.

Korban diketahui bernama Tasminah (22). Kabar tewasnya korban dalam kecelakaan pada Selasa 26 Januari 2016 itu pertama kali diketahui oleh Kades Wonobodro Sri Indasah. Dia mendapat kabar tersebut dari pihak kepolisian setempat.

"Rabu 27 Jnauari 2016 malam suami Tasminah (Nadirin) telepon perangkat desa saya. Setelah memastikan bahwa jenazah itu benar Tasminah. Kemudian saya menghubungi pihak keluarga di sini (Blado)," katanya, kepada wartawan, Kamis (28/1/2016).

Diketahui, korban sudah bekerja di Malaysia selama dua tahun. Saat Lebaran, korban sempat pulang ke kampung halaman. "Sekitar lima bulan dia (korban) di rumah berangkat lagi sebelum akhirnya kecelakaan itu," terangnya.

Saat akan kembali ke Malaysia, suami korban sempat melarang dan memintanya untuk tinggal di rumah saja. Namun larangan itu, tidak diindahkan hingga akhirnya korban ikut menjadi korban.

"Suaminya cerita kalau korban sudah dilarang berangkat. Biar suaminya saja yang kerja di Malaysia. Suaminya sudah berangkat duluan sekitar tiga bulan lalu. Korban juga nekat berangkat," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan korban berangkat dari desa setempat menggunakan ojek hingga Semarang. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Batam menggunakan pesawat terbang.

"Setelah itu menggunakan kapal. Ojek biasanya kalau sampai Semarang itu ongkosnya Rp130 ribu. Dia ngasih Rp150 ribu. Dia nekat pulang katanya sudah dikirimi majikannya uang untuk kembali ke Malaysia," ungkapnya.

Saat itu, korban juga juga pamit dengan tetangga dan saudaranya. Namun tidak ada yang menyangka jika pamitnya korban saat itu adalah untuk yang terakhir kalinya.

Sementara itu, Pariah, ibu korban mengaku memiliki firasat yang aneh sebelum kematian korban. Dia bermimpi rumah korban ramai didatangi banyak orang. Firasat ini telah dirasakannya sejak setahun lalu.

"Sekitar setahun lalu saya mimpi kalau rumah dia (korban) ramai banyak orang. Tapi dimimpi itu rumah sebelum dibangun, jadi masih rumah papan," terangnya.

Pariah juga tak doyan makan dan enggan beraktivitas sebelum kejadian. Tak lama kemudian dia mendapat kabar kepergian anaknya itu. "Dia sudah dianggap majikannya anaknya sendiri. Jadi setelah dikirim uang bosnya dia berangkat," jelasnya.

Keluarga berharap jenazah korban bisa segera dibawa pulang untuk dimakamkan. Menurut Kades setempat, pihaknya tinggal melengkapi sejumlah berkas termasuk keterangan tidak mampu agar jenazah korban bisa dipulangkan.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5460 seconds (0.1#10.140)